ferguen
Sedang memuat...

Pengukuran: Besaran dan Satuan

Materi ini adalah materi BAB I Semester I Kelas VII, dimana siswa akan diperkenalkan pada besaran dan satuan. Sehingga siswa dapat memahami besaran dan satuan yang berlaku secara internasional dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rol atau penggaris


A. Konsep Dasar
Pertama, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu Pengukuran. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Misalnya, kamu melakukan kegiatan pengukuran tinggi kursi dengan jengkal tanganmu. Dalam kegiatan tersebut artinya kamu membandingkan tinggi kursi dengan panjang jengkal tanganmu.

Panjang jengkal yang kamu gunakan disebut dengan satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran. Satuan ini disebut dengan satuan tidak baku, karena menggunakan jengkal tanganmu yang tentu saja panjang jengkal tangan berbeda-beda pada setiap orang.

Namun jika kamu mengukur tinggi kursi dengan menggunakan meteran dengan skala tertentu, maka dapat dikatakan sebagai satuan baku, karena walaupun dilakukan oleh orang yang berbeda nilai angka atau besarannya akan sama.

B. Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu:
  1. Dapat diukur atau dihitung 
  2. Dapat dinyatakan dengan angka-angka / Mempunyai nilai
  3. Mempunyai satuan
Jika ada salah satu saja diantara 3 syarat diatas tidak terpenuhi maka tidak dapat dikatakan sebagai besaran.  Besaran dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, besaran fisika dan besaran non fisika.
  1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca. Besara fisika dibagi lagi dalam 2, yaitu:
    • Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
    • Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
  2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah jumlah. 
Selain pengelompokkan diatas, besaran juga dapat dikelompokkan berdasarkan arahnya. Berikut adalah besaran berdasarkan arah:
  1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
  2. Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.
C. Pengertian Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.
Secara umum, metode pengukuran ada dua macam:
  1. Metode Pengukuran Langsung
  2. Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.

  3. Metode Pengukuran Tidak Langsung
  4. Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai besaran yang diukur. Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus diperhatikan antara lain :
    • alat ukur yang dipakai
    • aturan angka penting
    • posisi mata pengukuran (paralax)
D. Kesalahan pada Pengukuran
  1. Kesalahan karena alat ukur yang digunakan tidak berfungsi dengan baik. Contohnya adalah: 
    • kesalahan posisi titik nol (zero error) yang disebabkan oleh tidak tepatnya posisi nol pada alat ukur. 
    • skala alat ukur tidak terbaca dengan jelas sehingga menyebabkan kesalahan dalam menentukan besaran.
  2. Kesalahan yang diakibatkan oleh manusia yang mengukur. Contohnya :
    • adalah kesalahan paralaks (paralax error), kesalahan pembacaan alat ukur yang disebabkan oleh posisi mata yang tidak tepat atau miring.
    • Mengggunakan alat ukur yang tidak tepat.
E. Macam-macam Kesalahan Pengukuran
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar x0. Kesalahan dapat digolongkan menjadi tiga golongan :
  1. Keteledoran, Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang terampil menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang melibatkan banyak komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang kecil.
  2. Kesalahan sistematik,  kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kuantitatif), contoh : kesalahan pengukuran panjang dengan mistas 1 mm, jangka sorong, 0,1 mm dan mikrometer skrup 0,01 mm.
  3. Kesalahan acak,  merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bialangan (kualitatif)
Contoh dari kesalahan dalam pengukuran adalah:
  1. Kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran panjang 
  2. Pengabaian pengaruh gesekan udara pada percobaan ayunan sederhana 
  3. Pengabaian massa tali dan gesekan antar tali dengan katrol pada percobaan hukum II Newton.
Z 595275150328926079

Beranda item

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *